Home » , , , , , , , , , » Mengembalikan UPK Sebagai Lembaga Pemberdayaan UMK; Sebuah Kontemplasi

Mengembalikan UPK Sebagai Lembaga Pemberdayaan UMK; Sebuah Kontemplasi

Written By UPK Cidenok on Sunday, August 17, 2014 | 3:52 AM

Sebelumnya, saya ingin menyampaikan kabar gembira dulu bahwa kulit manggis kini ada ekstraknya UPK Cidenok Mandiri Sejahtera yang saya manajeri mendapat kepercayaan untuk mengelola dana PPMK yang besarnya mencapai Rp. 100.000.000. Terus terang, buat saya dengan suntikan modal sebanyak ini untuk UPK yang saya kelola seperti mimpi yang jadi kenyataan. Paling tidak, dengan suntikan modal sebesar ini kami punya lebih banyak kesempatan lagi untuk membantu permodalan usaha mikro yang kendala utama mereka tak pernah jauh dari sektor permodalan dan berharap semoga mereka tak lagi harus meminjam ke bank plecit, bank tuyul, bank ucek-ucek, atau apalah namanya itu yang mematok bunga kelewat tinggi dari mulai 20% hingga 100% itu.

Dan syukur alhamdulillah, LKM, lembaga yang membawahi kami mengakomodir cita-cita kami bahwa UPK ini disamping menyediakan modal bagi usaha mikro juga harus fokus atau concern dipemberdayaan usaha mikro, dan tidak hanya menyediakan modal untuk kemudian melepas mereka tanpa pendampingan untuk berperang secara head to head dengan kapital-kapital itu.

Bertolak dari pemikiran awal itu, saat pemberdayaan usaha mikro ini dijadikan sebuah fokus atau concern, maka keberadaan bank plecit yang mematok bunga kelewat tak manusiawi itu hanyalah satu variabel yang kemudian dikategorikan sebagai faktor penghambat, khusunya dalam aspek permodalan yang efisien. Artinya, formula efektif harus mendefenisikan langkah-langkah konstruktif dan integratif agar umk terberdayakan dan mampu meningkatkan kontribusinya terhadap geliat perekonomian, termasuk dalam hal penyediaan permodalan yang edukatif dan motivasional.

Terus terang, menurut kami keberadan bank pelecit ini adalah sebuah masalah besar yang kasat mata, hanya saja karena terlalu sering dan abainya kita pada persoalan para pelaku umk, pada akhirnya fenomena ini dianggap sebagai kewajaran. Dan kami memilih berdiri di sisi yang berbeda. Ini persoalan besar dan harus segera diselesaikan.

Oleh karena itu, dalam persfektif ini, mendefenisikan bank plecit sebagai sebuah persoalan sesungguhnya berangkat dari sebuah kepedulian dan keinginan kuat untuk memberdayakan umk yang pada gilirannya menciptakan multiplier efek bagi kehidupan perekenomian masyarakat.

Bersaing sehat adalah gagasan awal dalam membentuk solusi bijak dalam bidang permodalan di lingkungan umk. “Bersaing sehat” yang dimaksud adalah melahirkan alternatif pendanaan baru yang “lebih efisien dan familiar” serta “edukatif dan motivasional”. Dengan demikian, langkah ini akan membentuk satu koreksi bijak atas realitas yang dianggap sebagai sebuah persoalan. Menghadirkan pemain baru bercirikan tingkat jasa yang lebih rendah dan penggunaan ruh pengelolaan yang juga mengusung semangat kekeluargaan dan pemberdayaan semoga akan menjadi harapan baru bagi pelaku umk.

Menakar Peluang UPK Sebagai Alternatif
Dalam tinjauan idealnya, UPK adalah satu lembaga yang titik fokusnya adalah untuk memberdayakan para pelaku UMK. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini UPK belum bisa berbuat banyak dan tak kunjung mewujud sebagai sebuah lembaga pemberdayaan yang tangguh. Hasil pengamatan panjang menyimpulkan bahwa kesalahan sesungguhnya bukan pada “konsepsinya”, tetapi prakteknya yang mayoritas terjebak pada semangat pertumbuhan modal sehingga meninggalkan dan menanggalkan jati dirinya sebagai sebuah institusi pemberdayaan. Apalagi, bukan rahasia umum kalo Faskel yang notabene adalah pendamping UPK lebih suka membaca data tentang tingginya pertumbuhan modal dan laba dibanding data berdarah-darah dan jatuh bangunnya UPK dalam memberdayakan UMK. 

Secara obyektif fakta mayoritas UPK menunjukkan bahwa dominasi elite telah mendorong UPK tak ubahnya korporasi dan terjebak pada fokus pertumbuhan laba dan bahkan menjadikan KSM sebagai obyek yang dieksploitasi. Akibatnya, UPK terjebak pada pertarungan berdarah-darah dan head to head dengan korporasi-korporasi yang memiliki manajemen yang lebih seatle. Pada akhirnya, para elite ini tidak menemukan apa yang mereka cari dan pada wilayah KSM pun tidak terbentuk keberdayaan. Dan pada senjakala ini praktek-praktek yang dijalankan UPK pin tidak ubahnya hampir sama dengan bank plecit, mutlak semangat utamanya adalah pertumbuhan modal dan masih jauh dari semangat pemberdayaan. Sehingga tidak mengherankan kalau kehadiran UPK kurang memiliki implikasi nyata pagi peningkatan keberdayaan umk.

Namun demikian, dalam konteks UPK yang konsisten dengan jati dirinya sebagai sebuah lembaga pemberdayaan, maka UPK bisa dijadikan salah satu alternatif strategis yang akan dijadikan sebagai institusi yang terjun kegelanggang dimana bank plecit banyak beroperasi. Dalam konteks sederhana, logika kerja awalnya adalah meng-UPK-kan segenap pelaku usaha mikro. Dalam operasionalnya, Disamping menyediakan modal yang murah UPK juga harus mengedukasi para pelaku UMK itu tentang bagaimana me-manage usaha dan keuangannya. Dengan demikian, mindset dan pola hidup para pelaku UMK tersebut berubah dan keberdayaan akan terbentuk secara bertahap dan berkesinambungan.

Kesimpulan
Dalam konteks praktek bisnis keuangan informal di nilai berpotensi menghambat perkembangan UMK, Koreksi bijak dalam bentuk menghadirkan institusi alternatif yang lebih baik dalam hal pendanaan bagi umk  menjadi opsi yang menarik, sebab tampaknya terlalu sulit berharap bank plecit merubah mindset dan kemudian menjeburkan dirinya dalam logika pember-dayaan. Sementara itu, Mendorong bank teknis (dengan pola regulasi pemberdayaan) atau menghadirkan lembaga-lembaga keuangan yang ada seperti UPK, Koperasi, Gapoktan, LKD dan lain-lainnya   (yang sesuai dengan konsepsi dan jati dirinya) merupakan 2 (dua) alternatif yang bisa dipilih atau bahkan dikombinasikan melalui kemitraan strategis kedua lembaga tersebut dalam melahirkan kontribusi yang nyata bagi pemberdayaan umk.

Demikian pemikiran sederhana ini, semoga bisa menginspirasi kebaikan dan hadirnya solusi integratif yang berimplikasi pada pertumbuhan dan perkembangan geliat ekonomi secara bertahap dan berkesinambungan. Amin.

****


Sekalian aja di sini, saya sediakan file pembukuan UPK dan Pra-Koperasi yang saya kelola. Silahkan didownload dengan cara mengklik gambar dibawah ini:

Laporan Pembukuan UPK Cidenok Mandiri Sejahtera untuk bulan Juli 2014:



Laporan Pembukuan Pra-Koperasi Cidenok untuk bulan Juli 2014:

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : BPD Desa Cidenok | P2KP | PNPM Mandiri
Copyright © 2013. UPK Cidenok - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger